Setelah Pertemuan The Fed, Harga Emas Melesat Lebih dari 1 Persen

Setelah Pertemuan The Fed, Harga Emas Melesat Lebih dari 1 Persen

HARGA emas melesat lebih dari 1 persen, Kamis, imbas dari pelemahan dolar pasca Federal Reserve (The Fed) memutuskan untuk mempercepat penarikan stimulus era pandemi dalam sebuah langkah yang diperkirakan secara luas.

Harga emas di pasar spot melonjak 1 persen menjadi USD1.795,41 per ounce pada pukul 01.42 WIB, demikian mengutip laporan  Reuters,  di Bengaluru, Kamis (16/12/2021) atau Jumat (17/12/2021) dini hari WIB. Sementara, emas berjangka Amerika Serikat ditutup melambung 1,9 persen menjadi USD1.798,20 per ounce.

Indeks Dolar (Indeks DXY) memperpanjang kejatuhan ke level terendah satu minggu terhadap sekeranjang pesaingnya, membuat emas yang dihargakan dengan  greenback  lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.

\"\"
Trend pergerakan harga Emas dunia (TradingView)

“Pasar emas mencerna dampak dari percepatan  tapering  The Fed,” kata analis Standard Chartered, Suki Cooper.

“Pasar fokus pada risiko  tapering  dan data inflasi tetapi kekhawatiran atas Omicron dan transmisibilitasnya yang berdampak pada mobilitas global dapat mulai mengumpulkan fokus yang lebih besar.”

Rabu, The Fed mengatakan akan mengakhiri pembelian obligasi era pandemi pada Maret, membuka jalan bagi tiga kenaikan suku bunga pada akhir 2022.

Mendukung kasus bagi suku bunga yang lebih tinggi, data Kamis menunjukkan klaim pengangguran mingguan Amerika tetap pada level yang konsisten dengan kondisi pasar tenaga kerja yang ketat.

Analis mengatakan emas naik meski ada kemungkinan suku bunga AS yang lebih tinggi, yang meningkatkan  opportunity cost  memegang logam kuning, karena prospek kenaikan suku bunga telah diperhitungkan sebelum pengumuman The Fed.

Bank sentral utama lainnya juga berubah lebih  hawkish  minggu ini, dengan Bank of England, Kamis, menjadi ekonomi G7 pertama yang menaikkan suku bunga setelah pandemi.

Terlepas dari depresiasi dolar, “ada beberapa elemen pendukung untuk emas, termasuk masalah geopolitik dan permintaan fisik yang terpendam,” kata analis StoneX, Rhona O’Connell.

Perak melejit 1,5 persen menjadi USD22,39 per ounce, sementara platinum melambung 1,8% menjadi USD935,42 per ounce.

Paladium meroket 8,3 persen menjadi USD1.728,71 per ounce, bangkit kembali setelah jatuh sekitar USD300 dalam lima sesi terakhir.

Metals Focus memperkirakan paladium rata-rata USD2.170 pada 2022, memprediksi pengetatan pasar logam  autocatalyst  itu menjelang akhir 2021 karena produksi kendaraan pulih kembali. (fin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: